Minggu, 21 Juni 2009

Datang tak dijemput Pulang tak di antar

Minta ma temen niy, buat renungan

Ia Datang Tak Mengetuk Pintu Lebih Dulu
oleh Setta SS Senin, 06/04/2009 13:34 WIB


Seorang pemuda di Damaskus telah bersiap-siap untuk melakukan perjalanan.
Dia memberi tahu ibunya bahwa waktu take off pesawat adalah jam sekian.
Ibunya diminta membangunkannya jika telah dekat waktunya.
Dan pemuda itu pun tidur.

Sementara itu, si ibu mengikuti berita cuaca dari radio yang menjelaskan bahwa angin bertiup kencang dan langit sedang mendung. Sang ibu merasa sayang terhadap anak satu-satunya itu. Karenanya, dia tidak membangunkan anaknya dengan harapan dia tidak jadi pergi
pada hari itu, lantaran cuaca sangat tidak mendukung itu.

Dia takut akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan.

Ketika dia sudah yakin bahwa waktu perjalanan telah lewat dan pesawat telah tinggal landas, ibu itu bermaksud membangunkan anaknya.
Ternyata si anak telah meninggal di tempat tidurnya. [1]

***


Di negeri Syam ada seorang laki-laki yang memiliki truk Lorie.
Ketika truk itu dijalankan, tanpa diketahuinya di atas badan truk itu ada orang.
Truk itu mengangkut peti yang sudah siap untuk menguburkan mayat.
Sedangkan di dalam peti itu terdapat kain yang bisa digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tiba-tiba hujan turun dan air mengalir deras.
Orang itu pun bangun dan masuk ke dalam peti, dan membungkus dirinya dengan kain yang ada di dalam peti. Kemudian di tengah perjalanan ada seorang yang lain naik menumpang ke bak truk itu di samping keranda.
Dia tidak tahu bahwa di dalam peti itu ada orang.

Hujan belum berhenti.
Orang yang kedua ini mengira bahwa dirinya hanya sendirian di dalam bak truk itu.
Tiba-tiba dari dalam peti ada tangan terjulur—untuk memastikan apakah hujan sudah berhenti atau belum.
Ketika tangan itu terjulur, kain yang membungkusnya juga terjulur keluar.
Si penumpang itu kaget dan takut bukan kepalang.
Dia mengira bahwa mayat yang ada di dalam peti itu hidup kembali.
Karena takutnya, dia terjungkal dari truk dengan posisi kepala di bawah.
Dan, mati. [2]

***


Sebuah bus penuh sesak dengan penumpang.
Sopirnya selalu menoleh ke kiri dan ke kanan, dan secara tiba-tiba sopir itu menghentikan bus itu. Para penumpang pun bertanya, “Mengapa engkau menghentikan bus ini?”
Sopir itu menawab, “Saya berhenti untuk menghampiri orang tua yang melambai-lambaikan tangannya hendak turut menumpang bersama kita.”

Para penumpang jadi bertanya-tanya, “Kami tidak melihat siapa-siapa.”

Tapi sopir itu melihatnya, “Lihat, itu dia.”

Mereka tetap bingung, “Kami tidak melihat seorang pun.”

Sopir itu pun kembali berkata, “Kini dia datang untuk naik bersama kita.”
Semua penumpang berkata, “Demi Allah, kami tidak melihat siapa-siapa.”
Dan secara tiba-tiba pula, sopir itu mati terduduk di atas kursinya. [3]

***


Seorang teman saya sakit demam berdarah dan harus dirawat inap di RSUD Sardjito, Yogyakarta.
Selama kurang lebih satu minggu, kami teman2 dekatnya bergiliran menjaganya di sana.

Di dalam satu ruang perawatan itu, ada dua orang pasien.
Di samping ranjang teman saya adalah seorang kakek penderita asma akut.
Kakek itu ditunggui istri dan seorang anak perempuannya.

Setelah lewat satu minggu menjalani perawatan, kondisi kakek itu sudah berangsur membaik. Nafasnya sudah mulai normal. Selang oksigen yang biasa terpasang di hidungnya sudah boleh dilepas.
Dan, sang kakek sudah bisa menghabiskan setiap jatah makannya dengan lahap.

Malam itu, Minggu, 27 Januari 2oo8.
Saya kembali kebagian piket menunggui teman saya.

“Wah, kakek sudah sehat ya?” kata saya ikut senang melihat perkembangan kondisi sang kakek. “Kapan pulang, Kek?”

“Besok pagi kakek pulang,” sang istri menimpali pertanyaan saya dengan wajah berhias senyuman.

Lewat tengah malam itu, saat lorong-lorong di sepanjang bangsal perawatan sudah senyap. Saya mencoba memejamkan mata di sebuah bangku dengan posisi duduk.
Di ruangan yang sama, istri kakek dan anak perempuannya tampak sudah tertidur di lantai di samping ranjang kakek.
Teman saya juga sudah terlelap.

Tiba-tiba asma sang kakek kambuh lagi.
Nafasnya tersengal hebat memburu tak teratur.
Tubuh kurusnya berguncang-guncang mengikuti irama tarikan nafasnya.
Spontan istri dan anak perempuan kakek terbangun dan panik seketika.

Saat itu, agak terlambat dokter jaga tiba untuk memeriksa kondisi sang kakek.
Dan, kakek pun menghembuskan nafasnya yang terakhir tak lama berselang setelahnya.

Benar apa yang dikatakan istri kakek, pagi itu kakek pulang.
Pulang meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.


***


Maka, sungguh indah ungkapan Ali bin Abi Thalib,
“Sesungguhnya kematian terus mendekati kita, dan dunia terus meninggalkan kita.

Jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah kalian jadi anak-anak dunia.
Sesungguhnya hari ini adalah beramal dan tidak ada hisab,
dan esok adalah hisab dan tidak ada lagi beramal.”

Ungkapan Ali itu mengingatkan kita, bahwa manusia harus selalu siap siaga, memperbaiki keadaannya, dan senantiasa memperbaharui taubatnya.

Kematian itu tidak pernah meminta izin kepada siapa saja, tidak pernah pilih kasih kepada siapa saja, dan tidak pernah merajuk.
Kematian itu tidak pernah memberikan aba-aba terlebih dahulu.

Sesungguhnya ada banyak sekali ragam potret kematian di sekitar kita.
Semoga Allah Swt. menghindarkan kita dari kematian su’ul khotimah.
Amien.

Selasa, 02 September 2008

AKHIRNYA DATANG JUGA.............!!!!

Yup Ramadhan is back,,, a lot of thanx to Allah for another time.
Apakah anda, saya, kita semua sudah mempersiapkan diri untuk menyambutnya dan mengisinya dengan segudang aktivitas wajib maupun sunnah?? well berikut ini tulisan dari seorang ulama mengenai keutamaan puasa/Ramadhan. Bon Apetitte,,,,,,,,,,,,,

KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN

Oleh
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaaly
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid

Ramadhan adalah bulan kebaikan dan barokah, Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan sebagaimana dalam penjelasan berikut ini.

[1]. Bulan Al-Qur’an

Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum mukminin, membimbing kepada yang lebih lurus, menjelaskan jalan petunjuk. (Al-Qur’an) diturunkan pada malam Lailatul Qadar, suatu malam di bulan Ramadhan. Allah berfirman.

“Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” [Al-Baqarah : 185]

Ketahuilah saudaraku -mudah-mudahan Allah meberkatimu- sesungguhnya sifat bulan Ramadhan adalah sebagai bulan yang diturunkan padanya Al-Qur’an, dan kalimat sesudahnya dengan huruf (fa) yang menyatakan illat dan sebab : “Barangsiapa yang melihatnya hendaklah berpuasa” Memberikan isyarat illat (penjelas sebab) yakni sebab dipilihnya Ramadhan adalah karena bulan tersebut adalah bulan yang diturunkan padanya Al-Qur’an.

[2]. Dibelengunya Syaithan, Ditutupnya Pintu-Pintu Neraka dan Dibukanya Pintu-Pintu Surga

Pada bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggu dan diikatnya jin-jin jahat dengan salasil (rantai), belenggu dan ashfad. Mereka tidak bisa bebas merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena kaum muslimin sibuk dengan puasa hingga hancurlah syahwat, dan juga karena bacaan Al-Qur’an serta seluruh ibadah yang mengatur dan mebersihkan jiwa. Allah berfirman.

“Artinya : Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” [Al-Baqarah : 183]

Maka dari itu ditutupnya pintu-pintu jahannam dan dibukanya pintu-pintu surga, (disebabkan) karena (pada bulan itu) amal-amal shaleh banyak dilakukan dan ucapan-ucapan yang baik berlimpah ruah (yakni ucapan-ucapan yang mengandung kebaikan banyak dilafadzkan oleh kaum mukminin-ed).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Jika datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga [dalam riwayat Muslim : 'Dibukalah pintu-pintu rahmat"] dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu syetan” [Hadits Riwayat Bukhari 4/97 dan Muslim 1079]

Semuanya itu sempurna di awal bulan Ramadhan yang diberkahi, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para syetan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka, tidak ada satu pintu-pintu yang dibuka dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintu-pun yang tertutup, berseru seorang penyeru ; “Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi pada setiap malam” [Diriwayatkan oleh Tirmidzi 682 dan Ibnu Khuzaimah 3/188 dari jalan Abi Bakar bin Ayyasy dari Al-A'masy dari Abu Hurairah. Dan sanad hadits ini Hasan]

[3]. Malam Lailatul Qadar

Engkau telah mengetahui, wahai hamba yang mukmin bahwa Allah Jalla Jallaluhu memilih bulan Ramadhan karena diturunkan padanya Al-Qur’an, dan mungkin untuk mengetahui hal ini dibantu qiyas dengan berbagai cara, diantaranya.

[a] Hari yang paling mulia di sisi Allah adalah pada bulan diturunkannya Al-Qur’an hingga harus dikhususkan dengan berbagai macam amalan. Hal ini akan dijelaskan secara terperinci dalam pembahasan malam Lailatul Qadar, Insya Allah.

[b] Sesungguhnya jika satu nikmat dicapai oleh kaum muslimin, mengharuskan adanya tambahan amal sebagai wujud dari rasa syukur kepada Allah. Hal ini berdasarkan firman Allah setelah menceritakan sempurnanya nikmat bulan Ramadhan.

“Artinya : Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” [Al-Baqarah : 185]

Firman Allah Tabaraka wa Ta’ala setelah selesai (menyebutkan) nikmat haji.

“Artinya : Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah. Sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikir lebih banyak dari itu” [Al-Baqarah : 200]

[Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1069&bagian=0


Selasa, 26 Agustus 2008

Berkah Madani Siapkan 5 BMT baru

Selasa, 13 Mei 2008
Depok, (13/05). Komitmen BMT Berkah Madani untuk membantu ekonomi masyarakat kecil semakin kental. Membangkitkan ekonomi masyarakat lemah menjadi target garapan BMT Berkah Madani saat ini.

Rencananya dalam waktu dua bulan kedepan Berkah Madani akan mendirikan 5 BMT baru yang dapat beroperasi ditengah-tengah masyarakat kecil. ”sekarang kami sedang mempersiapkan perangkat-perangkatnya yang dibutuhkan di BMT” ungkap Abdi Irawan, salah satu staf BMT Berkah Madani.

Menurut Abdi, demikian biasa sapa, BMT ini akan didirikan mendakati pusat kegiatan ekonomi masyarakat. Dua BMT akan didirikan di Sulawesi Barat di daerah perkebunan kelapa sawit, dan masing-masing satu BMT didirikan di Sekitar Bandara Cengkareng, di sekitar pasar tradisional Kebayoran Lama dan Kramat Jati.

Pendirian BMT ini merupakan permintaan masyarakat di sekitar lokasi pendirian BMT tersebut yang menginginkan perekonomian mereka terangkat. Karena Lembaga BMT dianggap dapat mambantu kebutuhan mereka untuk meminjam sejumlah dana. Sementara, jika mereka ke bank belum tentu akan dilayani, karena jumlah pinjaman yang cukup kecil untuk ukuran bank.

Lembaga BMT merupakan solusi untuk sektor usaha mikro. Karena lembaga keuangan mikro inilah yang dapat menjangkau secara langsung masyarakat bawah menengah untuk membantu kelancaran usaha mereka.

”Disamping mendirikan BMT, Berkah Madani diberikan sejumlah tanggung jawab oleh masyarakat untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar BMT. Jadi mereka meminta kepada Berkah Madani untuk mendampingi mereka dan membantu meningkatkan kualitas usaha yang mereka jalani,” jelas Abdi, ”keberlangsungan usaha mereka akan berimbas pada BMT. Jadi kalau usaha mereka bagus, BMT bakal bagus dan begitu juga sebaliknya.” tambah Abdi.[roel]

Sumber : www.pkesinteraktif.com

Coool action

Jumat, 23 Mei 2008

BMT tak Kalah dari Grameen Bank



Saat ini, Grameen Bank dikenal sebagai bank pendukung perkembangan masyarakat usaha kecil dan mikro. Bahkan, bank asal Bangladesh itu pun berhasil menyabet penghargaan nobel atas kiprah mengentaskan kemiskinan.

Di Indonesia, ternyata terdapat lembaga yang juga berkomitmen mengembangkan ekonomi masyarakat kecil dan mikro. Lembaga itu dikenal dengan sebutan baitulmal wattamwil (BMT) atau koperasi syariah (Kopsyah).

Beberapa waktu lalu, sebuah BMT di Jakarta Barat dikunjungi oleh pihak Grameen Bank. BMT itu adalah BMT Cengkareng Syariah Mandiri. Kunjungan bank Bangladesh itu dilakukan bersama Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank, (IDB). Menurut Manajer BMT Cengkareng Syariah Mandiri, Nur Juli Zar, kunjungan Grameen Bank itu menunjukkan pengakuan bank itu atas keberaan BMT di Indonesia.

Menurutnya, BMT ternyata tak kalah dibandingkan Grameen Bank. Hal itu karena BMT juga memiliki komitmen untuk membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia melalui pemberdayaan usaha kecil dan mikro. ''BMT di Indonesia juga tak kalah dibandingkan Grameen Bank karena sama-sama membantu masyarakat kecil,'' katanya kepada Republika, Kamis, (22/5).

Namun, menurut Nur, meski tumbuh pesat, sosialisasi dan promosi BMT di Indonesia masih belum berjalan secara optimal. Karena itulah perkembangan lembaga keuangan mikro syariah itu belum berkembang sebagaimana seharusnya. ''Saat ini saja belum banyak media yang membantu sosialisasi dan promosi BMT,'' ujarnya.

Nur menyebutkan, sosialisasi dan promosi BMT perlu dijalankan secara optimal. Hal itu karena BMT berpotensi menjadi salah satu agen penting dalam mengentaskan kemiskinan seperti Grameen Bank. Terlebih, seluruh konsumen layanan BMT merupakan masyarakat usaha kecil dan mikro. Karena itu, Nur mengatakan, pengembangan BMT perlu didukung oleh semua pihak.

Kunjungan Grameen Bank dan IDB ke BMT Cengkareng Syariah Mandiri bertujuan menjalin silaturrahmi dan bertujuan untuk melakukan penelitian serta studi banding terhadap lembaga keuangan mikro syariah. Tujuan tersebut sejalan dengan program IDB dalam pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat mikro Indonesia.

Dalam studi banding tersebut, IDB ingin mengetahui pola yang cocok untuk pemberdayaan usaha mikro di Indonesia yang populasi masyarakat muslimnya sangat besar. IDB melihat BMT merupakan pola yang cocok untuk kultur masyarakat muslim Indonesia. Itulah sebabnya, BMT Cengkareng Syariah Mandiri menjadi salah satu objek studi banding tersebut.

Setelah mengunjungi BMT itu, IDB dan Grameen Bank juga mengunjungi BMT Tanjung Sejahtera di daerah Jakarta Utara. Sementara itu, BMT Cengkareng Syariah Mandiri pertama kali didirikan pada Januari 2006 dan berkantor pusat di Jl Kapuk Raya, Pasar Darurat, RT 04/12 No 99 Cengkareng, Jakarta Barat.

Saat pendiriannya, modal awal yang terkumpul sebesar Rp 70 juta. Pendirian BMT bertujuan untuk membantu masyarakat kecil dalam mengambangkan usaha.

Hingga akhir April lalu, aset BMT Cengkareng Syariah Mandiri tercatat sebesar Rp 600 juta. Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga tercatat Rp 400 juta, begitu pula dengan penyaluran pembiayaan juga tercatat sebesar Rp 400 juta. Sementara, sisa hasil usaha per April lalu tercatat sebesar Rp 8 juta.

(aru )
sumber : www.republika.co.id

Senin, 25 Agustus 2008

WHEN I'M FALLIN' DOWN

yup anda ga salah baca, judul diatas menggambarkan ketika saya harus mengorbankan idealisme saya ketika mengurus SIM di Polres deket kantor. Jadi gini,,aku tuh udah lama bawa motor tapi belom punya SIM, akibatnya kalau lihat Polisi langsung mokal gitu,,akhirnya diputuskanlah buat SIM yang tadinya aku cuma mau buat pake jalur legal, hari pertama aku disuruh tes kesehatan, the result aku lulus kemudian ujian teori, eng,,ing,,eng, disitulah aku ga lulus trus di suruh remedial 2 minggu yg akan datang. BT siy nunggunya akhirnya pas hari remedial aku mt tolong aja ke temen yg punya kenalan disitu yang bisa buat jalur cepet, tapi tetep aja prosesnya njlimet cuma ya,,gitu kita diistimewain banget sampe tuh SIM sampe di tanganku... Guess what.....perasaanku biasa aja, ga hepi-hepi amat abis selain kantong bolong ternyata aku udah masuk juga dalam perangkap mafia jalur cepat. Bener kan idealisme ku selama ini dah fallin' down, jangan ditiru yaaaaaa!!!!!

Rabu, 06 Agustus 2008

Mana Ciuman Untukku


Dulu ada seorang gadis kecil bernama Cindy. Ayah Cindy bekerja enam hari dalam seminggu, dan sering kali sudah lelah saat pulang dari kantor. Ibu Cindy bekerja sama kerasnya mengurus keluarga mereka memasak, mencuci dan mengerjakan banyak tugas rumah tangga lainnya. Mereka keluarga baik-baik dan hidup mereka nyaman. Hanya ada satu kekurangan, tapi Cindy tidak menyadarinya. Suatu hari, ketika berusia sembilan tahun, ia menginap dirumah temannya, Debbie, untuk pertama kalinya. Ketika waktu tidur tiba, ibu Debbie mengantar dua anak itu ketempat tidur dam memberikan ciuman selamat malam pada mereka berdua. "Ibu sayang padamu," kata ibu Debbie. "Aku juga sayang Ibu," gumam Debbie. Cindy sangat heran, hingga tak bisa tidur. Tak pernah ada yang memberikan ciuman apapapun padanya.. Juga tak ada yang pernah mengatakan menyayanginya. Sepanjang malam ia berbaring sambil berpikir, Mestinya memang seperti itu .. Ketika ia pulang, orangtuanya tampak senang melihatnya. "Kau senang di rumah Debbie?" tanya ibunya. "Rumah ini sepi sekali tanpa kau," kata ayahnya. Cindy tidak menjawab. Ia lari ke kamarnya. Ia benci pada orangtunya. Kenapa mereka tak pernah menciumnya? Kenapa mereka tak pernah memeluknya atau mengatakan menyayanginya ? Apa mereka tidak menyayanginya?. Ingin rasanya ia lari dari rumah, dan tinggal bersama ibu Debbie. Mungkin ada kekeliruan, dan orangtuanya ini bukanlah orang tua kandungnya. Mungkin ibunya yang asli adalah ibu Debbie. Malam itu, sebelum tidur, ia mendatangi orangtunya. "Selamat malam,"katanya. Ayahnya,yang sedang membaca koran, menoleh. "Selamat malam," sahut ayahnya. Ibu Cindy meletakkan jahitannya dan tersenyum. "Selamat malam, Cindy." Tak ada yang bergerak. Cindy tidak tahan lagi. "Kenapa aku tidak pernah diberi ciuman?" tanyanya. Ibunya tampak bingung. "Yah," katanya terbata-bata, "sebab... Ibu rasanya karena tidak ada yang pernah mencium Ibu waktu waktu Ibu masih kecil. Itu saja." Cindy menangis sampai tertidur. Selama berhari-hari ia merasa marah. Akhirnya ia memutuskan untuk kabur. Ia akan pergi kerumah Debbie dan tinggal bersama mereka. Ia tidak akan pernah kembali kepada orangtuanya yang tidak pernah menyayanginya. Ia mengemasi ranselnya dan pergi diam-diam. Tapi begitu tiba di rumah Debbie, ia tidak berani masuk. Ia merasa takkan ada yang mempercayainya. Ia takkan diizinkan tinggal bersama orangtua Debbie. Maka ia membatalkan rencananya dan pergi. Segalanya terasa kosong dan tidak menyenangkan. Ia takkan pernah mempunyai keluarga seperti keluarga Debbie. Ia terjebak selamanya bersama orangtua yang paling buruk dan paling tak punya rasa sayang didunia ini. Cindy tidak langsung pulang, tapi pergi ke taman dan duduk di bangku. Ia duduk lama, sambil berpikir,hingga hari gelap. Sekonyong-konyong ia mendapat gagasan. Rencananya pasti berhasil . Ia kan membuatnya berhasil. Ketika ia masuk kerumahnya, ayahnya sedang menelpon. Sang ayah langsung menutup telepon. ibunya sedang duduk dengan ekspresi cemas. Begitu Cindy masuk, ibunya berseru," Dari mana saja kau? Kami cemas sekali!". Cindy tidak menjawab, melainkan menghampiri ibunya dan memberikan ciuman di pipi, sambil berkata,"Aku sayang padamu,Bu." Ibunya sangat terperanjat, hingga tak bisa bicara. Lalu Cindy menghampiri ayahnya dan memeluknya sambil berkata, "Selamat malam, Yah. Aku sayang padamu," Lalu ia pergi tidur, meninggalkan kedua orangtunya yang terperangah di dapur. Keesokan paginya, ketika turun untuk sarapan, ia memberikan ciuman lagi pada ayah dan ibunya. Di halte bus, ia berjingkat dan mengecup ibunya. "Hai, Bu,"katanya. "Aku sayang padamu." Itulah yang dilakukan Cindy setiap hari selama setiap minggu dan setiap bulan. Kadang-kadang orangtuanya menarik diri darinya dengan kaku dan canggung. Kadang-kadang mereka hanya tertawa. Tapi mereka tak pernah membalas ciumannya. Namun Cindy tidak putus asa. Ia telah membuat rencana, dan ia menjalaninya dengan konsisten. Lalu suatu malam ia lupa mencium ibunya sebelum tidur. Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka dan ibunya masuk. "Mana ciuman untukku ?" tanya ibunya, pura-pura marah. Cindy duduk tegak. "Oh, aku lupa," sahutnya. Lalu ia mencium ibunya. "Aku sayang padamu, Bu." Kemudian ia berbaring lagi. "Selamat malam,"katanya, lalu memejamkan mata. Tapi ibunya tidak segera keluar. Akhirnya ibunya berkata. "Aku juga sayang padamu." Setelah itu ibunya membungkuk dan mengecup pipi Cindy. "Dan jangan pernah lupa menciumku lagi," katanya dengan nada dibuat tegas. Cindy tertawa. "Baiklah,"katanya. Dan ia memang tak pernah lupa lagi. Bertahun-tahun kemudian, Cindy mempunyai anak sendiri, dan ia selalu memberikan ciuman pada bayi itu, sampai katanya pipi mungil bayinya menjadi merah. Dan setiap kali ia pulang kerumah, yang pertama dikatakan ibunya adalah, "Mana ciuman untukku?" Dan kalau sudah waktunya Cindy pulang, ibunya akan berkata, "Aku sayang padamu. Kau tahu itu, bukan?" "Ya,Bu," kata Cindy. "Sejak dulu aku sudah tahu."

Sumber: www.tamtomolove.blogspot.com